[10 Aug] Indonesia adalah negara dengan sumber kekayaan alam melimpah. Di sektor
energi, sumber energi panas bumi pun tercatat cukup besar namun belum
dimanfaatkan secara optimal. Dalam upaya optimalisasi sumber-sumber
energi tersebut, hari ini digelar The 4th Indonesia International
Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2016 di Jakarta Convention
Center (JCC).
Acara yang akan berlangsung selama 3 hari sejak
Rabu-Jumat (10-12 Agustus 2016) ini berisikan serangkaian acara seminar
dan diskusi membahas berbagai upaya optimalisasi pemanfaatan sumber
energi panas bumi.
Dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK),
secara garis besar rangkaian acara ini akan membahas Indonesia yang
digadang-gadang sebagai negara dengan cadangan panas bumi terbesar di
dunia.
Sumber energi panas bumi atau yang lebih dikenal dengan
geothermal ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi pembangkit
listrik yang ramah lingkungan dan lebih murah.
Dihadirkan
berbagai pembicara dalam dan luar negeri yang akan berbagi pengalaman
pengembangan sumber energi panas bumi di seluruh dunia. Dari diskusi
tersebut diharapkan dapat diperoleh masukan yang dapat dijadikan dasar
penyusunan kebijakan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan ini.
Tak hanya seminar dan diskusi, sepanjang acara juga diisi oleh 45 booth
pameran teknologi terkini dalam hal pemanfaatan panas bumi menjadi
energi listrik yang dapat dijadikan rekomendasi untuk diterapkan di
Indonesia.
Pada kegiatan ini juga menjadi ajang yang
mempertemukan antara pemangku kebijakan dengan para investor potensial
untuk dapat mengembangkan pembangkit listrik energi panas bumi di
Indonesia.
Selain JK, akan hadir pula Menteri Energi dan
Sumberdaya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro, Menteri
Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Ketua Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad.
Hadir pula Ketua Asosiasi
Geothermal Indonesia Abadi Poernomo, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian
ESDM Rida Mulyana, perwakilan negara-negara sahabat dan asosiasi panas
bumi internasional serta sejumlah pemangku kebijakan lainnya.
Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, dengan mengandalkan potensi energi panas bumi di Tanah Air saja seluruhnya bisa mencapai 35 ribu mw. Akan tetapi, yang terpakai baru 1,5 gigawatt (gw) atau 1.500 mw.
sumber: detik, okezone
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar