“Jika semua sudah teruji, rencananya motor
listrik lokal yang kami kasih nama Gesits bakalan dijual dengan harga
Rp 20 jutaan. Bisa harga Gesits di bawah itu. Rencananya tahun 2017 akan
kami produksi massal. Tahun 2018 sudah mulai dijual pada konsumen,”
bilang Harun Sjeh Project Director Gesits.
Spesifikasi motor
listrik Gesits yang dijual Garansindo ini akan memiliki kapasitas baterai sebesar 100 volt dengan motor listrik
sebesar 5 kw. Dengan begitu motor ini dapat berlari hingga 100 km/jam dengan
jarak tempuh sekali pengisian baterai sekitar 80 hingga 100 km.
Dimensi sepeda motor listrik ini memiliki lebar 695 mm
dengan panjang 1.910 mm, tinggi motor 1.110 mm dengan berat total
sekitar 120 kg dan berat maksimal sampai 150 kg. “Konsumsi energinya 50
km/Kwh, sedangkan pemindah daya menggunakan timing belt yang banyak
dijual di pasaran. Tujuannya juga untuk pergantian lebih mudah,” tambah
DR. M. Nur Yuniarto Ketua Tim riset Gesits dari ITS.
M. Nur menambahkan, Menristek Dikti akan mendorong regulasi untuk memuluskan komersialisasi Gesits.
"Pasti (Menristek Dikti) sangat tertarik. Beliau saat ini memastikan dan mendukung regulasi Gesits ke sejumlah kementerian yang terkait. Beliau nanti orang yang pertama kali beli Gesits," ungkap M.Nur.
"Pasti (Menristek Dikti) sangat tertarik. Beliau saat ini memastikan dan mendukung regulasi Gesits ke sejumlah kementerian yang terkait. Beliau nanti orang yang pertama kali beli Gesits," ungkap M.Nur.
Dibandingkan dengan produk sejenis yang dari luar negeri, harga produk lokal ini hanya sepuluh persennya. ”Teknologi dibuat mirip-mirip motor Zero (motor listrik asal Amerika).
Kalau itu dijual Rp 200 juta, kita bisa Rp 20 juta,” kata Nur.
Nur menyebutkan, harganya bisa rendah
lantaran menggunakan komponen lokal. Satu-satunya komponen yang impor
adalah baterai dari Jepang. Motor listrik yang digarap bersama 20
anggota tim ITS itu juga dilengkapi spidometer yang terkoneksi dengan
smartphone Android.
Menurut Nur, itu menjadi terobosan atau
nilai tambah yang dimiliki Gesits. Nantinya, masyarakat bisa menginstal
software spidometer pada smartphone sehingga berguna untuk monitoring.
”Bisa monitor dari motor maupun dari jauh.
Ada fitur-fitur safety untuk motor,” tuturnya. Selain spidometer,
kapasitas baterai akan terhubung ke smartphone melalui koneksi
bluetooth.
Terkait dengan biaya operasional bahan
penggerak, Nur menjelaskan bahwa nominalnya sangat terjangkau. Baterai
yang digunakan adalah lima kWh. Harga listrik per kWh sekitar Rp 1.500.
Sampai sekarang sudah banyak pihak yang menyatakan berminat pesan kendaraan ini.
“Jadi, setelah hari peluncuran, keesokannya itu rombongan dari PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) datang berkunjung, berjumpa dengan Rektor ITS Joni Hermana, menyatakan komitmen pesanan 5.000 unit Gesits,” kata Muhammad Nur Yuniarto, Dekan ITS, sekaligus Kepala Proyek Gesits.
Rencananya, ribuan skuter listrik ini akan disiapkan sebagai kendaraan operasional layanan televisi kabel, IndiHome yang tengah dipasarkan pihak Telkom.
M Nur mengatakan, animo positif juga mengalir deras berdatangan ke pihak ITS, mulai dari para pengusaha maupun alumni. Memang Gesits saat ini masih berupa prototipe dan belum diproduksi massal, tetapi komitmen ini menunjukan kalau apresiasi terhadap hasil karya anak bangsa juga besar.
“Memang belum ada hitam di atas putihnya, harga juga belum putus, masih antara Rp 15 juta-Rp 20 juta, tetapi ada rekaman video yang merekam komitmen ini. Nanti kami minta pihak Garansindo untuk mem-follow up,” kata M Nur.
Selain itu, M Nur juga mengaku ada tangapan positif dari pihak Kamar Dangang dan Industri (Kadin) Bali, menyangkut Gesits. Ketua Umum Kadin Bali, Anak Agung Ngurah Alit Wiraputra dinyatakan sudah menyatakan ketertarikannya.
“Pak Alit sudah menyatakan tertarik, melihat potensi Gesits sebagai kendaraan masa depan yang ideal untuk Bali, tetapi belum ada pesanan lebih lanjut. Ke depan kami sudah minta Garansindo untuk membuat situs untuk pre order, guna menangkap pesanan yang datang dari konsumen,” kata M Nur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar