[18 Mei] Dalam rangka membuka peluang investasi, Kementerian ESDM mengadakan
diskusi dengan delegasi Amerika Serikat (US Power Working Group) pada
hari ini, Rabu (18/5) bertempat di Gedung Heritage, Kementerian ESDM.
Diskusi berlangsung dalam suasana keterbukaan dan dipimpin oleh Menteri
ESDM, Sudirman Said, serta Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia,
Robert O. Blake.
Selama diskusi, 24 CEO perusahaan Amerika
menyampaikan minatnya untuk mempercepat investasi Amerika Serikat di
sektor energi. Lebih lanjut juga dibahas tentang proses kerja sama
antara Pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat, serta apa yang
mungkin menjadi tantangan dalam kerja sama tersebut.
“Kami
terbuka dengan jenis kerjasamanya. Silahkan memilih program yang cocok
dengan kapasitas perusahaan, kemudian bisa mendiskusikan lebih lanjut
detil kerjasama dengan Kementerian ESDM dan Kedutaan Besar Amerika
Serikat di Indonesia. Meskipun ada halangan yang ditemui tetap harus
optimis dan mampu berkompetisi dengan baik agar tujuan tercapai”, ungkap
Sudirman Said dalam sambutannya.
Pemerintah Indonesia saat ini
telah melakukan beberapa langkah konkret dalam pengelolaan energi, yaitu
pengalihan subsidi minyak sebesar Rp 200 triliun, mendorong eksplorasi
migas secara intensif, membubarkan petral, membangun 2 tanki penyimpanan
dengan kapasitas 300.000 barrel/hari, pencanangan program 35.000 MW
dengan total kontrak 17.836 MW di kuartal I 2016, pengembangkan di
sektor EBT mencakup program 5.000 MW Solar PV, pembentukan Center of
Excellence Clean Energy, pengalokasian Dana Ketahanan Energi (DKE),
Program Indonesia Terang (PIT) dan menginisiasi gerakan konservasi
energi potong 10% di 20 kota di Indonesia.
Terkait PIT, di
kesempatan yang sama, William Sabandar, Ketua Satgas Percepatan
Pengembangan Energi Baru Terbarukan (P2EBT) menjelaskan bahwa tahun 2016
adalah tahun persiapan untuk PIT dan tahun 2017 adalah tahun
implementasi. “Beberapa langkah sudah dilakukan antara lain sosialisasi
dengan Pemerintah Daerah di 6 provinsi yang menjadi target PIT,
pengalokasian biaya melalui DKE meningkatkan kapasitas Pemerintah
Daerah, dan kerjasama dengan berbagai perusahaan”, ujar William.
Pemerintah
Indonesia khususnya Kementerian ESDM membuka lebar peluang kerjasama di
pembangunanan infrastruktur bidang energi, investasi riil, pengembangan
Sumber Daya Manusia Indonesia, pengembangan kapasitas untuk industri
lokal serta pengembangan teknologi baru. Banyak peluang investasi yang
dapat dimanfaatkan, antara lain untuk lelang IPP program 35.000 MW yang
masih tersedia serta kesempatan untuk pemanfaatan bioenergi di
Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
“Kunci utama menghadapi
tantangan dalam pengelolaan sektor energi adalah passion. Tugas saya
dan Kementerian ESDM adalah membuat regulasi yang tepat sebagai payung
hukum. Mari fokus untuk langsung bekerja. Kami terus melakukan
komunikasi dengan pihak terkait seperti PLN, dan akan terus membangun
kerjasama berkelanjutan dengan Amerika Serikat ”, ungkap Sudirman.
Duta
Besar, Robert O. Blake, mengapresiasi adanya diskusi dengan Menteri
ESDM dan berharap proses kerjasama dan investasi antara Indonesia dengan
Amerika Serikat di sektor energi akan terlaksana dengan baik. “Kami
mengagendakan diskusi lanjutan untuk teknis kerjasama lebih lanjut”,
tutup Blake.
sumber: esdm
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar