Mereka
membangun pembangkit listrik untuk mendukung kegiatan operasional
unit usaha sekaligus mendukung target penambahan kapasitas listrik
nasional sebanyak 35 ribu MW dalam lima tahun mendatang. Peran swasta
sangat besar dalam mendukung target ekspansi listrik pemerintah.
Dalam lima tahun ke depan, kontribusi perusahaan listrik swasta
(independent
power producer/
IPP) terhadap penambahan kapasitas listrik ditaksir mencapai 58%.
AGC
Group, perusahaan yang berbasis di Tokyo, Jepang, berencana
menggelontorkan dana US$ 400 juta untuk membangun PLTU berkapasitas
250 MW di Indonesia. Lokasi PLTU berada di kompleks pabrik unit usaha
AGC, PT Asahimas Chemical (ASC), Cilegon, Banten. PLTU ini akan
menggunakan batubara berkalori rendah, yang banyak tersedia di
Indonesia.
SC
memproduksi produk turunan klor alkali, seperti soda kaustik dan
polivinil klorida (PVC). Manajemen AGC menyatakan, PLTU itu akan
meningkatkan daya saing ASC di Asia Tenggara, karena dapat menekan
biaya energi. Selama ini, mayoritas biaya produksi ASC disumbangkan
energi.
“Bisnis
soda kaustik dan PVC di Asia Tenggara diperkirakan tumbuh 5% per
tahun, sehingga kami perli meningkatkan daya saing. Indonesia,
Thailand, dan Vietnam menyumbangkan 70% penjualan soda kaustik dan
PVC Asean,” tulis manajemen AGC dalam keterangan resmi, baru-baru
ini.
AGC
Group agresif berekspansi di Asean untuk mengantisipasi pertumbuhan
permintaan. Pada 2013, AGC memulai proyek ekspansi yang menelan dana
US$ 400 juta. Kapasitas produksi soda kaustik dinaikkan dari 500 ribu
menjadi 700 ribu ton per tahun, vinyl
chloride monomer (VCM)
dari 400 ribu ton menjadi 800 ribu ton per tahun, dan PVC dari 300
ribu ton menjadi 550 ribu ton per tahun.
sumber: beritasatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar