Institut Teknologi Bandung (ITB) tidak setengah-setengah dalam menggarap
dan mengembangkan teknologi mobil listrik nasional. Tidak hanya membuat
mobil listrik, kampus teknik tertua di Tanah Air ini juga mengembangkan
sumber penyedia energi listrik pada mobil tersebut.
ITB
mewujudkan proyek ini melalui program penelitian Pengembangan Purwarupa
Sistem Penggerak & Motor Listrik Nasional dan penelitian
Pengembangan Purwarupa Sistem Penyedua Energi Listrik pada Mobil Listrik
Nasional. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menjadi penyokong
dana ITB dalam program tersebut.
"ITB merencanakan untuk
mengembangkan mobil listrik dengan empat varian yakni kendaraan angkut
barang, double cabin, mobil berpenumpang enam orang, dan kendaraan jip,"
kata Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB Wawan Gunawan, seperti
dilansir laman ITB, Senin (27/1/2014).
Si Jalak adalah
purwarupa (prototipe) mobil listrik yang dibuat ITB. Ia lahir dari
tangan para ahli lintas ilmu di ITB, di antaranya Fakultas Teknik Mesin
dan Dirgantara (FTMD), Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) dan
Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD).
Menggunakan bahan fiber dan berkabin ganda, Si Jalak dapat menampung hingga enam orang. Ia menggunakan desain knock down sehingga
kursi bagian belakang dapat dilepas dan memberi tambahan ruang pada
bagasi. Desain ini juga memungkinkan Si Jalak untuk mengangkut dua atau
empat penumpang di bagian belakang.
Proyek mobil listrik
nasional dimulai sejak 2011 lalu. Tidak hanya ITB, proyek ini juga
melibatkan PTN lain. Mereka adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Indonesia (UI) dan
Universitas Gadjah Mada (UGM).
Menurut Sekretaris Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Ainun Na'im, untuk
menyukseskan proyek tersebut, pemerintah mengalokasikan sedikit dari 20%
APBN untuk dana pendidikan Indonesia. Dana ini dikelola LPDP dalam
bentuk Dana Pengembangan Pendidikan Nasional.
Secara umum dana
tersebut merupakan jaminan keberlangsungan pembangunan dan layanan
pendidikan. Ia dipakai untuk program-program yang sifatnya fleksibel.
Misalnya program yang memerlukan reaksi cepat untuk diselesaikan seperti
rehabilitasi fasilitas pendidikan akibat bencana alam. Dana
Pengembangan Pendidikan Nasional juga digunakan untuk program penelitian
dengan fokus bidang energi dan ketahanan pangan.
Sumber: okezone
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar