[21 Sept] Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya nampaknya tak patah
arang dalam merancang mobil bertenaga listrik. Yang terbaru, ITS kembali
meluncurkan mobil tenaga listriknya yang kedua, setelah mobil listrik
yang pertama terbakar saat akan mengikuti lomba, 26 April lalu.
Lahir
dengan tampilan yang lebih istimewa dari sebelumnya, mobil yang diberi
nama EC-ITS II (baca: easy ITS) ini siap nampang di APEC yang dihelat di
Bali 8 Oktober mendatang.
"Kami tetap beri nama yang Pak Nuh
kasih dulu. EC ITS. Artinya easy, mudah. Membuktikan pemikiran orang
yang membuat mobil itu susah, tapi untuk tim kami ini mudah, kami
berhasil mewujudkannya," kata Nur Yuniarto usai memamerkan EC-ITS II di
halaman gedung rektorat ITS, Jumat (20/9/2013).
Dosen pembimbing tim mobil listrik ITS ini kemudian menjelaskan kelebihan mobil yang dirampungkan dalam waktu 5 bulan ini.
"Tenaganya sekarang jauh lebih besar. Pakai mesin motor 60 kw. Yang pertama hanya 10 kw," ungkapnya.
EC
ITS II ini, lanjut Nur, seratus persen menggunakan listrik dengan
piranti baterai berdaya 20 kwh. Sedangkan, untuk kecepatan maksimumnya
sendiri bisa mencapai 150km/jam. Meski begitu, proses mengisi baterai
(charging) membutuhkan waktu 9 hingga 10 jam dengan daya listrik sebesar
5 A/220 Volt.
"Sekali charge adalah 9-10 jam. Bisa digunakan
untuk 150 km. Kalau diwaktukan ya sekitar satu jam. Kalau kecepatannya
tidak tinggi ya bisa lebih dari satu jam," papar Nur.
Mobil yang punya tinggi 1,5 m ini dinyatakan memiliki perbandingan 1:4
dengan mobil konvensional bila dibandingkan dari segi penggunaan bahan
bakar.
"1 liter BBM di mobil konvensional digunakan untuk 10 km.
Kalau untuk mobil ini, 1 liter setara bensin mencapai 40 km," terang
Nur.
Belajar dari peristiwa terbakarnya EC-ITS I yang lalu,
perancangan generasi kedua ini, tim ITS lebih berhati-hati. Termasuk
pada saat penyimpanan mobil.
"Untuk yang kedua ini kami lebih
meningkatkan faktor safety. Baterai kami pasang dibawah jok. Tidak
terlihat sama sekali. Supaya pendistribusian energinya juga lebih
merata," paparnya.
Tak lupa mereka juga memperhatikan faktor keamanan penyimpanan mobil yang menghabiskan dana riset sebesar 400 jutaan ini.
"Kalau
dulu kami percayakan ke orang lain pengirimannya, sekarang kami lakukan
sendiri. Di workshop tempat menyimpan juga dijaga oleh teman-teman tim
yang standby di sana 24 jam," tandas Nur.
Nur sendiri berharap mobil listrik generasi ini punya potensi pasar yang besar.
"Kalau
lihat dari ukurannya dan tampilannya yang unyu dan manis begini,
mestinya peluang pasar cukup besar ya," ucapnya sembari terkekeh.
sumber: detik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar