[2 Sept] Tak hanya bisa dikembangkan menjadi mobil pribadi, teknologi mobil
listrik nasional juga dapat diandalkan jadi sarana angkutan massal.
Saran ini dikemukakan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja
Purnama pekan lalu.
“Saya rasa mobil listrik untuk angkutan umum
sangat possible, selain ramah lingkungan juga hemat biaya operasional.
Sudah ada buktinya, di Korea saja semua bis sudah mengaplikasi tenaga
listrik, jadi kenapa di sini tidak bisa,” ungkap pria yang karib disapa Ahok ini.
Senada
juga diungkapkan Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta.
“Presiden sangat mendukung sekali kalau ada bus listrik. Karena tidak
mencemari lingkungan. Saat ini kita hanya tinggal mengembangkan
teknologi baterai. Sedangkan teknologi lain seperti sasis, bodi,
kelistrikan dan motor listrik saya rasa sudah dikuasai,” paparnya.
Sementara
dari sisi industri, Dasep Ahmadi pemilik PT Sarimas Ahmadi Pratama
merasa mengembangkan mobil listrik pada angkutan umum sudah dapat
dilakukan dengan skala industri massal.
“Kami sudah menyiapkan
delapan bis bertenaga listrik dengan ukuran medium yang rencananya akan
digunakan dalam pertemuan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) bulan
Oktober 2013 di Bali,” ungkapnya bangga.
Tak hanya itu, LIPI sebagai lembaga peneliti di Indonesia juga telah mengembangkan minibus bertenaga listrik bernama Hevina.
“Ini
memang sebatas prototype, namun sudah mengalami uji jalan dan menjadi
mobil operasional Kepala LIPI. Nantinya teknologi dari kami bisa
dikembangkan oleh pabrikan sebagai produk massal,” jelas Abdul Hapid,
Kepala Bidang Peralatan Transportasi LIPI sembari menyatakan jika
kemungkinan Hevina juga akan ditampilkan di APEC nanti.
tribunnews
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar