[23 Aug] Bemo, kendaraan roda 3 yang sempat jadi alat transportasi dan salah
satu ikon Jakarta, ini hampir punah lantaran Pemda DKI sudah
'mengharamkan' kendaraan tersebut beroperasi. Nah, bemo yang satu ini
punya keistimewaan tersendiri. Bukan hanya tampilannya saja yang segar
dengan cat merah muda, ketika jalan tidak mengeluarkan suara dan asap.
Ternyata, bemo yang disupiri Kinong ini digerakkan oleh listrik.
Google
Adalah Riko, teknisi yang membuat barang antik tersebut jadi lebih
menarik. "Sebenarnya saya tidak ada latar belakang akademis soal
elektronik. Tapi karena besar keingintahuan saya soal kendaraan listrik,
maka proyek ini berjalan," terangnya. Dijelaskan, ilmu seputar
kendaraan listrik didapat dari Google, komunitas mobil listrik Indonesia dan Electric Vehicle Indonesia.
Komponen diimpor dari China seperti motor listrik BLDC 10kW, potensio meter dan contactor. Komponen lain, baterai memakai model gel produk Haze Batteries, charger 25A yang dibeli di toko elektronik dan DC-to-DC converter,
48V ke 12V. Total komponen tersebut menghabiskan sekitar Rp 50 jutaan.
Barang bawaan yang tersisa hanya bodi, kaki-kaki, gardan, kopel,
suspensi dan pelek.
"Jika semua komponen sudah ada, pemasangan kurang lebih seminggu.
Tapi untuk proyek pertama, pengembangan dan ujicoba menghabiskan 3
bulan," jelas Riko. Langkah pertama, memodifikasi motor listrik supaya
bisa dihubungkan dengan kopel. Proses tersebut dibantu oleh Jaja,
mekanik spesialis bemo di kawasan Pasar Minggu, yang sudah berpengalaman
sejak 1969.
Setelah itu, baru mengatur peletakkan. Motor listrik, baterai, dan
potensio meter dipasang di bawah jok pengemudi dan penumpang depan.
Sedangkan stabilizer tegangan ada di kolong jok penumpang belakang.
Setelah itu baru memasang instalasi kabel.
8 jam
Karena menggunakan alat yang sangat sederhana, proses pengisian ulang
membutuhkan waktu 8 jam. Itupun harus dilakukan di rumah yang memiliki
daya listrik di atas 1.300W. Dalam kondisi baterai penuh, dan bemo hanya
diisi pengemudi, secara teori bisa menempuh 50 km, tapi kondisi jalan
di Jakarta yang padat hanya bisa 30 km saja.
"Kalau dipakai narik, dengan kondisi baterai penuh, dan bawa
penumpang, hanya bisa menempuh 7 rit (1 rit berjarak 2 km). Kecepatan
bisa digeber sekitar 20 kpj, tapi kalo kondisi baterai penuh dan tidak
ada penumpang bisa lebih cepat dari bemo sampai 3 kali lipat," ujar
Kinong.
Banyak penghematan dengan versi listrik. Dalam sehari biasanya Kinong
menghabiskan Rp 75.000 untuk beli bensin dan oli campur, kini pria
paruh baya tersebut hanya merogoh kocek Rp 7.500 per hari untuk isi
listrik. Berarti, penghematan hampir 10 kali lipat.
kompas
Moderator: beli bemo listrik di sini atau rakit sendiri di sini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar