[8 Juli] PLN pada hari ini, Senin (8/7) mencatatkan sejarah baru dalam proses pengadaan pembangunan pembangkit listrik. Sejarah baru tersebut tercipta usai dilakukannya penandatanganan kontrak kerja pembangunan Gas Engine Power Plant Arun di Aceh berkapasitas 184 Mega Watt (MW) antara PT PLN (Persero) dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Penandatanganan kontrak pembangunan Gas
Engine Power Plant Arun berkapasitas 184 MW antara PLN dengan PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk dilakukan oleh Direktur Utama PLN, Nur Pamudji
dengan Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Bintang Perbowo.
Pembangkit listrik berbahan bakar gas ini, nantinya akan berlokasi di
areal PT Arun LNG, Lhokseumawe, Aceh.
Mengapa penandatanganan kontrak kerja
pembangunan Gas Engine Power Plant Arun menjadi sejarah baru? Ini
dikarenakan, untuk pertama kalinya PLN melakuan 2 proses tender
sekaligus dalam 1 paket, yaitu dimana dalam proses tender Engineering
Procurement Construction (EPC), kontraktor yang menjadi peserta tender
juga diwajibkan membawa calon lender (penyandang dana). Dalam tender
yang proses lelangnya dilakukan secara sekaligus ini, dan dari 5 peserta
tender, PLN memilih pemenang yang memberikan penawaran harga yang
terbaik, baik untuk konstruksi maupun sisi pendanaanya.
“Bagi PLN, hari ini, dengan telah
ditandatanganinya kontrak kerja pembangunan Gas Engine Power Plant Arun
berkapasitas 184 Mega Watt di Aceh, maka sejarah baru telah tercipta.
Untuk pertama kalinya PLN melakukan pengadaan pembangunan pembangkit
baru dengan model tender EPC dan Lender secara sekaligus dalam 1 paket”
ujar Direktur Utama PLN, Nur Pamudji usai acara penandatangan kontrak
kerja pembangunan Gas Engine Power Plant Arun.
“Selain pola pengadaan, hal yang baru dan
juga menjadi sejarah bagi PLN dalam proyek ini adalah dimana pihak
Lender yang mendanai pembangunan Gas Engine Power Plant Arun memberikan
pinjamannya langsung kepada PLN” lanjut Nur Pamudji.
Nur Pamudji berharap agar proses
pembangunan pembangkit baru tanpa menggunakan jaminan pemerintah (Non-
Government Guarantee) ini dapat secepatnya dilakukan dan bisa selesai
sesuai jadwalnya. “Saya berharap agar Sinergi BUMN yang terjalin antara
PLN dengan PT Wijaya Karya untuk pembangunan Gas Engine Power Plant di
Arun ini dapat dikerjakan dan diselesaikan tepat pada waktunya untuk
mendukung infrastruktur kelistrikan di Aceh” tegas Nur Pamudji.
Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero)
Tbk, Bintang Perbowo, menyatakan kesiapan PT Wijaya Karya untuk
membangun Gas Engine Power Plant Arun di Aceh berkapasitas 184 MW.
“Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan PLN untuk membangun PLTMG
Arun. Kami siap dan berusaha untuk dapat menyelesaikan proyek ini
sebagaimana diharapkan. Kami mohon dukungan PLN agar Sinergi antar BUMN
strategis ini dapat berjalan dengan baik” ujar Direktur Utama PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk, Bintang Perbowo.
Pembangunan konstruksi pembangkit listrik
berbahan bakar gas ini membutuhkan waktu sekitar 18 bulan terhitung
dari dimulainya kontrak efektif, dan diperkirakan proyek Gas Engine
Power Plant Arun berkapasitas 184 MW sudah dapat memperkuat sistem
kelistrikan Aceh akhir 2014 atau awal tahun 2015. Proyek dengan dana
investasi sekitar Rp 35,4 miliar dan 81,2 Juta Euro ini akan
memanfaatkan pasokan gas dari LNG Arun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar