[8 Juli] Baterai bekas yang diketegorikan sebagai limbah B3 (bahan berbahaya dan
beracun) disulap menjadi bahan berguna dan ramah lingkungan di tangan
siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Malang, Jawa Timur. Edwin Luthfi Saputra dan Steavanny, siswa kelas 3 SMAN 10 menciptakan 'B Interconnected Reactor'
yang mengubah komponen baterai bekas, terdiri dari iron sulfat, cooper
sulfat, manganese sulfat, litiumsulfat, dan zincsulfat, menjadi kristal
mineral.
"Bisa digunakan untuk pupuk, penjernih air, suplemen
makanan ternak, dan diproyeksikan untuk pengobatan kanker," kata Edwin
pada Tempo, Senin, 8 Juli 2013. B Interconnected Reactor
terbuat dari peralatan yang umum dijumpai. Reaktor kedap udara ini
terbuat dari tabung plastik bertekanan berdiameter sekitar 20
sentimeter, pompa, manometer, empat tabung kaca, dan gelas plastik.
Peralatan yang dirancang selama lima bulan ini menghabiskan anggaran
sebesar Rp 200 ribu.
Untuk menghasilkan hidrogen, dua siswa
kreatif itu menggunakan reaksi antara komponen baterai berupa zinc
sulfat dengan cairan asam. Setiap 120 mililiter asam menghasilkan
hidrogen yang cukup untuk proses selama 10 menit. Hidrogen yang
dihasilkan digunakan untuk proses lanjutan, berupa pemanasan yang
menghasilkan kristal dari tabung gelas.
"Bahan bakar diproduksi
oleh sistem reaktor, terbarukan dan ramah lingkungan," kata Steavanny.
Butuh waktu selama lima bulan untuk menghasilkan reaktor yang kedap
udara atau vakum. Sebab, selama beberapa kali uji coba terjadi
kebocoran, sehingga gagal produksi.
Kristal yang dihasilkan setiap komponen memiliki fungsi yang berbeda. Iron sulfate
menghasilkan kristal yang bermanfaat untuk pupuk cair. Mereka telah
melakukan uji coba terhadap kecambah, hasilnya pertumbuhan lebih cepat.
Sedangkan aluminium sulfat berguna untuk menjernihkan air, saat kristal
mampu mengikat kotoran dan mengendap di bawah permukaan air.
Sedangkan zinc sulfate
bakal dikembangkan menjadi obat penyakit kanker. Karena kristal yang
dihasilkan memiliki sifat melemahkan sel kanker, serta memperkuat daya
tahan tubuh. "Perlu penelitian lebih lanjut," katanya.
Kreativitas
dua siswa ini berbuah manis. Karya yang idenya muncul setelah Edwin
menemukan sekardus baterai bekas di rumahnya ini berhasil menyabet
medali perunggu sekaligus special award dalam ajang International High School Environment Project Olympiad di Oswego, New York, Amerika Serikat, akhir Juni lalu.
tempo
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar