[4 Juli] PT Nipress
Tbk sebagai bagian dari konsorsium riset baterai sekunder lithium
tancap gas menyiapkan line produksi baterai lithium untuk mobil listrik
produksi massal Indonesia dan sektor industri. Ditargetkan, pada 2015
baterai lithium sudah full lokal, mulai dari cell, module, sampai
packaging.
Investasi
besar sudah disiapkan PT Nipress Tbk sebagai pemegang aki kendaraan
merek NS, untuk meraih target tersebut. Ada tujuh line untuk produksi
cell dan module yang masing-masing disuntikkan dana 55 dan 10 juta
Dollar AS. Harapannya, ada permintaan paling tidak 6.000-an mobil
listrik per tahun di Indonesia.
”Kita
sudah bisa membuat sendiri (baterai lithium) semuanya. Cuma saat ini
kami memilih untuk impor cell-nya karena belum ada pasarnya. Kelak,
kalau demand sudah ada, kami akan sangat mendukung. Tapi target 2015
semua lokal tetap dikejar, karena kami juga memasok baterai lithium
untuk industri bahkan BTS berbagai provider,” jelas Richard Tandiono,
Direktur Operasional PT Nipress Tbk.
Mobil Listrik Massal
Target
itu sejalan dengan niatan pemerintah yang ingin mengembangkan mobil
listrik buatan Indonesia. Meski belum ada rumusan pasti, kemajuan sudah
dilakukan dengan pernyataan Menteri BUMN Dahlan Iskan beberapa waktu
lalu agar semua kendaraan yang digunakan untuk keperluan KTT APEC di
Nusa Dua, Bali, Oktober 2013 mendatang tak boleh berbahan bakar, harus
kendaraan listrik.
Mobil
listrik produksi massal juga sedang serius dikembangkan berbagai
instansti terkait. Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dengan
berbagai tipe yang diuji coba. Mobil dibangun di LIPI, Bandung. Sumber
tenaga dipasok PT Nipress Tbk. Bahkan sudah ada mini bus warna merah
yang sudah berkeliaran diuji coba di Yogyakarta.
”Momen
APEC akan dimanfaatkan sebagai promosi mobil listrik Indonesia produksi
massal. Kami akan terus melakukan pengembangan. Tahun depan,
direncanakan sudah ada prototipe,” tegas Hari Purwanto, Sekretaris
Menteri Riset dan Teknologi (4/7).
kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar