[10 Juni] Mobil listrik karya tim Jalak Harupat Universitas Pasundan Bandung
berhasil merebut juara pertama di Indonesia Electric Vehicle Competition
(IEVC), yang dilaksanakan jurusan Teknik Mesin UGM, 8-9 Juni lalu.
Kemenangan tim Jalak Harupat sebagai mobil listrik tercepat itu tak saja
bisa digunakan di area sirkuit namun didukung oleh desain mobil
rekreasi."Mobil listrik ini kami desain untuk mobil rekreasi. Bisa
digunakan di tempat wisata sehingga desainnya pun kokoh," kata Reza
Rahardian, perwakilan tim Jalak Harupat di sela lomba, Minggu (9/6) di
Boulevard Universitas Gadjah Mada.
Berbekal mesin impor asal
China, desain mobil yang digunakan memang cukup tangguh dengan warna
oranye. Secara teknis mesin mobil menggunakan daya hingga 6 ribu watt
dengan battery 12 volt, 42 ampere/hour. Kecepatan maksimum mobil listrik
karya mahasiswa Universitas Pasundan ini bisa mencapai 73 km/jam atau
jika dengan kecepatan 50 km/jam bisa menempuh jarak terjauh hingga 10
kilometer. “Kami siapkan mobil ini selama enam bulan, mulai dari desain
rangka dan penyediaan bahan. Total biaya yang kita butuhkan capai Rp 60
juta," kata Reza.
Sedangkan untuk juara kedua kompetisi mobil
listrik diraih tim ‘Tpop’ dari Politeknik Bandung serta tim ‘Green Fast’
dari Politeknik Negeri Semarang sebagai juara tiga. Panitia juga
memberikan penghargaan khusus untuk best presentation yaitu tim ‘Alive’
dari Universitas Negeri Yogyakarta.
Ketua panitia IEVC, Benjamin
Bima, para pemenang kompetisi mobil listrik ditentukan berdasarkan hasil
performa kecepatan dan ketahanan mobil. “Mereka yang menang karena
memiliki performa yang baik jika dibandingkan peserta yang lain dan juga
driver yang handal dalam mengemudikan mobil,” kata Benjamin, Senin
(10/6).
Menurutnya, yang berbeda dari kompetisi yang mereka
laksanakan tiga tahun silam, kompetisi kali ini mengikutsertakan
perlombaan drag race dan time-attack race, kedua jenis kompetisi ini
adalah kompetisi yang pertama di Indonesia, dimana untuk drag race
menguji kecepatan mobil dan time attack race menguji ketahanan mobil.
Dosen
Fakultas Teknik Mesin UGM, Dr. Khasani, ST., M.Eng., menyatakan
perlombaan mobil listrik tak hanya berkompetisi untuk menjadi yang
terbaik. Peserta bisa saling berbagi pengalaman untuk sharing
pengetahuan soal desain mobil listrik dan pengembangan teknologi mobil
listrik di tanah air. "Peserta bisa improve teknologi yang ada,” kata
Hasani.
Kompetisi mobil listrik yang dilaksanakan di Boulevard
kampus UGM ini diikutih 12 tim dari berbagai universitas di tanah air
seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta,
Universitas Pasundan Bandung, Universitas Mataram, Universitas Negeri
Jakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Politeknik Negeri Bandung,
Politeknik Negeri Semarang, Universitas Bangka Belitung, dan STTNAS
Yogyakarta. Tiap peserta harus menyelesaikan 10 lap dari sirkuit yang
tiap lap-nya berjarak sejauh 400 meter.
ugm
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar