[22 Maret] Pemerintah akan menenderkan proyek pembangkit listrik tenaga surya
berkapasitas daya total 150 megawatt (MW) yang tersebar di seluruh
Indonesia pada April 2013. Nilai investasi keseluruhan proyek PLTS ini
diperkirakan mencapai Rp 19 triliun.
Dirjen Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Rida Mulyana di
Jakarta, Jumat (22/3) mengatakan, lelang akan mengacu pada Peraturan
Menteri ESDM tentang harga jual listrik (feed-in tariff) PLTS yang
dijadwalkan terbit pekan depan. "Setelah permen terbit pekan depan, awal
April 2013 sudah bisa dimulai tendernya," katanya.
Menurut dia,
proses tender yang langsung dilakukan Ditjen EBTKE Kementerian ESDM itu,
kemungkinan memakan waktu sekitar dua bulan. Usai lelang akan dilakukan
proses pembangunan yang tidak membutuhkan waktu terlalu lama yakni
sekitar tiga bulan. "Bangun PLTS bisa cepat, karena tinggal pasang.
Jadi, tahun ini sudah terpasang PLTS berkapasitas 150 MW yang tersebar
di seluruh Indonesia," katanya.
Ia juga mengaku optimis target
pembangunan PLTS 150 MW bakal tercapai karena investor lokal dan dari
sejumlah negara seperti AS, Jepang, dan Afrika Selatan sudah menunggu
pelaksanaan lelang yang mengacu permen feed-in tariff tersebut.
Selain membangun PLTS, peserta lelang juga akan menyediakan lahan dan
jaringan hingga ke sistem PT PLN (Persero) terdekat. Permen ESDM feed-in tariff PLTS menyebutkan harga jual listrik maksimal sebesar 25 sen dolar AS per kWh.
Draf
permen sudah dalam tahap sinkronisasi aturan di Biro Hukum Kementerian
ESDM dan tinggal menunggu ditandatangani Menteri ESDM. Harga jual
listrik maksimal PLTS sebesar 25 sen dolar per kWh tersebut berlaku di
seluruh Indonesia.
Melalui proses lelang, akan terbentuk harganya
di masing-masing wilayah. Harga jual listrik tenaga surya yang
ditetapkan melalui lelang tersebut bersifat final dan akan langsung
menjadi acuan kontrak dengan PLN, sehingga disebut mekanisme feed-in tariff. Penerbitan permen feed-in tarif
tersebut merupakan terobosan agar semakin banyak investor mengembangkan
tenaga surya yang tercatat memiliki potensi besar di Indonesia.
Selama
ini, pengembangan tenaga surya terkendala investasi tinggi, namun harga
jual ke PLN yang masih rendah. Di sisi lain, PLN juga tidak berani
membeli listrik dengan harga mahal, karena akan menambah beban subsidi.
Pemakaian listrik tenaga surya efektif digunakan pada wilayah-wilayah
terpencil dan jauh dari jaringan kelistrikan, sehingga akan meningkatkan
rasio elektrifikasi.
Pada akhir 2012, rasio elektrifikasi atau
penduduk yang memperoleh aliran listrik baru mencapai 75,9 persen dan
ditargetkan meningkat menjadi 79,3 persen di 2013. Sementara, kapasitas
terpasang tenaga surya sekarang ini hanya 132 MW dibandingkan potensi
yang mencapai lebih dari 50 ribu MW. Kapasitas PLTS itu juga hanya 0,003
persen dari komposisi bauran energi nasional dengan total kapasitas
44.124 MW.
republika
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar