Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, 18 Oktober
2012 meresmikan beroperasinya PLTU Cirebon berkapasitas 1 x 660 MW di
lokasi pembangkit yang terletak 10 km sebelah timur Kota Cirebon, Jawa
Barat. Menteri ESDM dalam sambutannya menuturkan, dengan
beroperasinya PLTU Cirebon 1 ini akan meningkatkan keandalan sistem
kelistrikan Jawa-Bali. PLN melaporkan, PLTU Cirebon akan menambah
pasokan listrik hingga 5.500 GWh per tahunnya.
"Kebutuhan energi
saat ini semakin besar, untuk mengimbanginya setiap bulan kami harus ada
tindakan tandatangan kontrak dan groundbreaking pembangkit," ujar Jero
Wacik.
Jero Wacik menuturkan investasi untuk PLTU Cirebon ini
mencapai USD 877 juta. "Menurut laporan yang saya terima, investasinya
USD 877 juta, dan lapangan pekerjaan yang diciptakan ketika proyek 1.500
orang, saat operasi menjadi 300 orang," ungkapnya. Menteri ESDM
mengajak pengusaha untuk terus mengembangkan Cirebon, karena Cirebon
merupakan salah satu sentra industri dan berpotensi dalam hasil
perikanan. "Owner PLTU Cirebon 1 mengatakan, sudah ada niat untuk
melanjutkan membangun PLTU Cirebon 2 yang berkapasitas 1.000 MW," tutur
Jero Wacik.
PLTU Cirebon ini dibangun dengan skema Independent
Power Producer (IPP) oleh konsorsium Indika Energy Tbk, Marubeni
Corporation, Korea Midland Power Company, dan Santan Co. Ltd. PLTU
Cirebon dibangun di atas lahan seluas 150 ha. Dari sisi teknologi,
proyek ini merupakan pioner dalam penggunaan supercritical boiler
technology yang mampu mengolah batubara kalori rendah yang banyak
tersebar di Indonesia secara efisien. Emisi buang yang dihasilkan PLTU
Cirebon juga jauh di bawah ambang batas. Dengan teknologi sistem
pendingin cooling tower, sistem sirkulasi airnya juga lebih ramah
lingkungan.
Sumber: ESDM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar